Makin Populer, ini 6 Fakta Kain Ulos yang Perlu Kamu Tahu
Selain budaya yang beragam, hampir setiap daerah di Indonesia juga memiliki kain dengan ciri khasnya masing-masing—salah satunya kain Ulos.Kain Ulos - simarmata.or.id |
1. Ada Berbagai Jenis Ulos untuk Setiap Acara
Jangan sampai klepusher salah kostum atau salah memberikan ulos sebagai hadiah, sebab ada aturan penggunaan jenis ulos untuk setiap acara.
Pada acara duka cita, Ulos Antakantak umumnya dipakai orang tua pada saat melayat.
Lain halnya jika yang meninggal adalah orang tua, maka Ulos Bolean diberikan kepada anak yang ditinggalkan.
Jika yang meninggal adalah pasangan atau orang yang berjasa, maka Ulos Sibolang menjadi simbol kedukaan yang tepat.
Pada acara-acara yang ceria, Ulos Bintang Maratur diberikan oleh pihak orang tua terhadap anak.
Misalnya, ketika sang anak menempati rumah baru miliknya sendiri, perayaan acara 7 bulanan, atau sebagai kain penggendong untuk cucu yang baru lahir.
Pada acara pernikahan, Ulos Pinuncaan diberikan oleh orang tua pihak perempuan kepada besan, sedangkan Ulos Simpar dikenakan oleh tamu-tamu undangan yang hadir dan menari pada acara adat.
2. Ulos Terumit dan Terindah: Ragidup
Sebagai salah satu ulos termahal, Ulos Ragidup motifnya rumit, namun 'hidup' dan sangat indah.
Ciri khasnya yaitu 2 tepi kainnya ditenun sekaligus sedangkan bagian tengahnya ditenun terpisah dengan motif yang kompleks.
Bagian tengah terbagi menjadi 3 dan ujung-ujungnya ditenun dengan simbol laki-laki dan perempuan.
Pada kain Ulos Ragidup juga ditenun simbol antingganting, sigumang, dan batu ni ansimun.
3. Beda Ulos, Beda Cara Pemakaian
Motif dan corak ulos menentukan cara pemakaiannya. Motif dan corak cerah digunakan pada acara suka cita sedangkan motif gelap pada acara duka cita.
Cara mengenakannya pun berbeda tergantung jenis ulos. Contohnya, ulos ragidup dan sibolang disematkan menjadi selendang, ulos bolean dan mangiring dililitkan di kepala, sedangkan ulos mangiring dan padangrusa dililit di pinggang.
4. Fungsi Utamanya Adalah Menghangatkan Badan
Nenek moyang Suku Batak tinggal di pegunungan yang dingin sehingga mereka memerlukan penghangat tubuh.
Dari tiga sumber kehangatan yang dipercayai Suku Batak—yaitu matahari, api, dan ulos—yang paling praktis dan memberikan kenyamanan adalah ulos.
Meskipun kini fungsinya telah berubah menjadi bagian dari busana, ulos tetap menjadi simbol kehangatan dan kasih sayang yang mengakar di Suku Batak.
5. Cara Pembuatannya Masih Tradisional Sehingga Mahal
Ulos dibuat oleh kaum perempuan dari benang kapas. Alat tenunnya terdiri dari pengikat pinggang, pemisah benang, alat untuk mencegah benang kusut, dan semacam penggaris untuk mengukur panjang kain.
Proses pembuatannya mirip dengan songket palembang. Ulos terumit dapat dikerjakan oleh 5 orang. Tak heran harganya bervariasi mulai dari 300 ribu rupiah hingga 3 juta rupiah.
6. Sudah Masuk Panggung Fesyen
Beberapa desainer Indonesia sudah menggunakan ulos pada rancangannya. Sebut saja Torang Sitorus yang menggunakan Ulos Pinuncaan dan Jenahara pada acara IPMI 2017.Ternyata, kain ulos tidak hanya menawan untuk dipakai tetapi juga berperan dalam menegaskan kinclongnya Indonesia, ya? Semoga dengan mengenal kain khas Indonesia ini, Klepusher jadi semakin cinta dan melestarikannya.
0 Komentar
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang komunikatif, sopan, berbobot, dan tentunya yang relevan.
Jika kedapetan mengandung unsur p#rn#, ujaran kebencian, Sara, politik, link aktif, hoax maka akan dihapus.
✌❤😁
🙏Terimakasih🙏