Masuk Ke Candi Borobudur, Magelang Tiketnya Segini Cuma Bisa Sampai Di Emperannya Doang...! Naik, Beda Tarif.

Kolase foto berkunjung ke Candi Borobudur 3 April 2025. Foto kolase dokumentasi Sparklepush.com
Foto 1. Kolase foto berkunjung ke Candi Borobudur 3 April 2025. Foto kolase dokumentasi Sparklepush.com

Jalan-jalan dari RM. Lumayan - Candi Borobudur akhirnya dapat saya tempuh selama kurang lebih 50-62 menitan. 


Maklum, udah lama nggak jalan kaki, jadi speed-nya nggak seperti dulu lagi. Tapi saya bersyukur meskipun saya tempuh dalam waktu yang cukup lama, akhirnya tujuan Solo Touring ke Candi Borobudur pun terbayarkan.

Desclimer: Ternyata ada selisih waktu sekitar 1 jam antara dokumentasi pakai Samsung M15 dengan Sony A6400. Jadi disini saya sekaliam memperbaiki timelinenya.

 Sambil menikmati udara pagi dan suasana Jalan Medang Kamulan Borobudur yang kala itu masih sepi, tak banyak pengunjung berlalu-lalang, saya sempat merekam momentnya, nge-Vlog kalo kata anak jaman now.

Sedikitnya ada 3-5 orang secara kebetulan melintas di jalur pedestrian yang saya lewati. Mereka asyik jogging di sini, menikmati udara pagi yang sama seperti saya.

Sayangnya saya kehilangan moment memotret mereka, sebab saya menggunakan satu kamera saja, yaitu Sony A6400. Namun, suasana Pedestrian di Jalan Medang Kamulan Borobudur ini tetap saya dokumentasikan.

Foto 2. Foto kolase Jl. Medang Kamulan, Jalur Pedestrian di sebelah utara komplek taman Candi Borobudur. Foto dokumentasi Sparklepush.com
Foto 2. Foto kolase Jl. Medang Kamulan, Jalur Pedestrian di sebelah utara komplek taman Candi Borobudur. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Bukan cuman itu, jalan yang terlihat bersih ini karena selalu dijaga kebersihannya oleh para petugas kebersihan yang kebetulan ada pas saya lagi lewat di pedestrian ini.

Mereka sangat berjasa dan semoga para petugas kebersihan ini dapat gaji yang layak untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Sebenarnya menjaga kebersihan lingkungan itu bukan hanya tugas mereka. Tapi kita (wisatawan) juga punya kewajiban menjaga kebersihan, ketertiban dan keindahan Borobudur.

Jadi, meskipun sudah ada petugas kebersihan disini, bukan berarti kita (wisatawan) boleh nyampah sembarangan. Minimal, jika nggak nemu tempat sampah disekitar kita, bawa dulu sampahnya sampai ketemu tempat sampah dan buang disitu.

Foto 3. Aktifitas Pagi Petugas Kebersihan di Sekitar Taman Wisata Candi Borobudur, Jl. Medang Kamulan. Foto dokumentasi Sparklepush.com
Foto 3. Aktifitas Pagi Petugas Kebersihan di Sekitar Taman Wisata Candi Borobudur, Jl. Medang Kamulan. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Dari pertigaan sekitar Rest Area Jl. Medang Kamulan saya melanjutkan jalan kaki hingga pada pukul 07:49 saya sudah sampai di depan kantor Kecamatan Borobudur yang tampak elegan dengan emblem 3D-nya.

Mumpung lagi sepi, jadi saya berani untuk ambil foto narsis dikit depan tulisan Kecamatan Borobudur. Aslinya sih malu-malu gimana gitu. 😁

Sayangnya, mulai dari sekitar Kantor Kecamatan Borobudur ini, jalur pedestrian sebelah kiri Jl. Medang Kamulan terputus. Akhirnya saya pun harus nyebrang ke bagian pedestrian sebelah kanan jalan ini.

Tiba-tiba dalam hati nyeletuk "Inilah jalan ninjaku" Wkwkwkw... 🤣

Dan pikiranku pun berkata: "Makanya, jangan selalu pake hati, Loe punya gw kan buat mikir (logis)"

Sementara itu, kaki tetap melangkah pasti di siang yang mulai terik, Awan Cirrocumulus yang tadi pagi sempat membuat hati bimbang, hilang. Gantinya, Langit biru yang cerah, secerah senyum belahan jiwa (mulai nggombal).

Foto 2. Selfie di depan Kantor Kecamatan Borobudur Jl. Medang Kamulan, Magelang. Foto dokumentasi Sparklepush.com
Foto 4. Selfie di depan Kantor Kecamatan Borobudur Jl. Medang Kamulan, Magelang. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Jangan dibuli karena nggak good looking yah Klepusher....! ✌️🙏

Sampai sini masih semangat mewujudkan agenda Solo Touring ke Candi Borobudur.

Ya kan udah sampai di depan Kantor Kecamatan Borobudur, masa mau urung...! Malu lah sama diri sendiri. 😁

Dan memang ternyata sekitar 400 meter dari Kantor Kecamatan Borobudur ada sebuah bangunan keren. Samar-samar kelihatan kok dari sini (Kantor Kecamatan Borobudur).

Kalo lihat di Google map dengan layer satelit, bangunan ini masih belum nampak. Baru ada titik lokasinya saja dengan nama Museum & Kampung Seni Borobudur, yang beralamat di Jl. Medang Kamulan No.4, Kw. Candi Borobudur, Kujon, Borobudur, Magelang Regency, Central Java 56553.

Foto 5. Suasan depan Museum dan Kampung Seni Borobudur. Foto dokumentasi Sparklepush.com
Foto 5. Suasan depan Museum dan Kampung Seni Borobudur. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Menurut informasi yang saya dapatkan dari detik saya simpulkan bahwa di tahun 2024 yang lalu bangunan ini baru difungsikan.

Museum dan Kampung Seni Borobudur ini memiliki amphitheater, pendopo, lapak untuk pedagang souvenir, tempat kuliner dan termasuk lahan parkir untuk para wisatawan.

Ah, tapi saya nggak perlu parkir di sini sekarang, karena saya jalannya pake kaki, masa kaki saya diparkirin. 😁

Kesan pertama melihat Museum dan Kampung Seni Borobudur adalah, Wow, awesome, keren.

Ngerasa kalau ini bukan gerbang masuk, saya pun bertanya pada petugas berseragam serba hitam di depan apakah saya boleh masuk ke Candi Borobudur lewat sini? dan mereka pun menjawab iya. Jadi saya nggak perlu jalan kaki lebih jauh lagi.

Alhamdulillah, saya sekarang tinggal masuk saja ke bangunan yang dari depan nampak seperti sebuah bangunan pendopo/joglo.

Begitu melangkahkan kaki ke tangga teras, saya melihat sebuah layar LED besar yang kemungkinan berukuran sekitar 43 inchi (inget ya Klepusher, ukuran 43 inchi ini cuma perkiraan saya saja ya, CMIIW ya). Dan ini merk Coocaa. Mungkin ini merk yang bagus karena bisa sampai di sini.

Foto 6. Monitor dengan ukuran (kira-kira) 43 inchi yang sedang menampilkan peta Candi Borobudur. Foto dokumentasi Sparklepush.com
Foto 6. Monitor dengan ukuran (kira-kira) 43 inchi yang sedang menampilkan peta Candi Borobudur. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Akhirnya saya pun benar-benar memasuki area Museum dan Kampung Seni Borobudur. 

Yang mengesankan di area ini yaitu adanya diorama bangunan Candi Borobudur yang nampak begitu megah dan ada sebuah patung Buddha yang sedang duduk bersila.

Diorama Candi Borobudur dan patung Buddha bersila ini dijaga oleh security, tapi yang paling cantik adalah security yang lagi jaga di Diorama bangunan Candi Borobudur.

"Misi ya Mba..., saya foto (dioramanya)" ijin saya. Tapi Mbaknya nggak pindah dari Diorama ini dan akhirnya Mba Security Cantik ini kejepret oleh kamera Samsung Galaxy M15 saya. Waduh..., gpp ya Mba...! Sehat selalu buat Mba Security 🙏

Oiya, untuk berfoto di patung Buddha Bersila, ada protokol yang harus dipatuhi yaitu salah satunya hanya boleh berfoto di garis kotak saja. Kalau masuk ke area kotaknya, auto disamperin sama Security yang lagi jaga di situ.

Lihat Foto 7 yang bagian bawah. Ada seorang ukhti berhijab yang berdiri di depan patung Budah Bersila dan dia berdiri tepat di garis kotak yang mengitari patung ini. Disitulah batas bagi wisatawan yang pingin berfoto bersama patung Buddha Bersila.

Foto 7. Diorama Candi Borobudur dan Replika Patung Buddha di Aula Museum dan Kampung Seni Borobudur. Foto dokumentasi Sparklepush.com
Foto 7. Diorama Candi Borobudur dan Replika Patung Buddha di Aula Museum dan Kampung Seni Borobudur. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Foto 8. Suasana Area Pembelian Tiket Masuk Ke Candi Borobudur. Foto dokumentasi Sparklepush.com
Foto 8. Suasana Area Pembelian Tiket Masuk Ke Candi Borobudur. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Untuk membeli tiket masuk ke Area Taman Candi Borobudur saya harus keluar dari bangunan ini, karena ticketing area nggak seatap dengan bangunan yang menaungi Diorama Candi Borobudur dan Patung Buddha Bersila ini.

Foto 8 adalah dokumentasi saat saya (sparklepush.com) hendak ikut ngantri membeli tiket masuk ke Candi Borobudur.

Sekitar pukul 8:13 pagi di tanggal 3 April 2025 saat itu antrian pembelian tiket Candi Borobudur sudah mulai mengular. Saya pasti nggak akan ngantri sejauh ini jika, berangkat dari RM. Lumyan lebih gasik lagi.


Tapi, ya sudah lah.

Akhirnya, setelah masuk ke dalam barisan para pengantri, akhirnya tiba saatnya giliran saya.

Sayang banget, tiket untuk naik ke Candi Borobudur sudah ludes. Saya cuma kebagian tiket yang cuma muter-muter dipelatarannya saja.

Di sela-sela antrian, saya sempet membaca tulisan di sebuah layar LED yang bertuliskan:

PERHATIAN:
  • JAGALAH KEBERSIHAN
  • DILARANG CORAT-CORET
  • DILARANG MEROKOK
  • DILARANG MEMINDAHKAN SUSUNAN BATU
  • DILARANG DUDUK DI STUPA & PAGAR
  • DILARANG MEMBAWA MAKANAN
  • DILARANG MEMANJAT
Foto 9. Pembelian Tiket Masuk ke Area Taman Candi Borobudur Harga Rp. 50.000 per orang. Foto dokumentasi Sparklepush.com
Foto 9. Pembelian Tiket Masuk ke Area Taman Candi Borobudur Harga Rp. 50.000 per orang. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Menurut penilaian saya, ruang ticketing cukup eksklusif.

Namun ketika saya akan membeli tiket dan sambil meletakkan uang Rp. 50.000 tiba-tiba imajinasi saya seperti dalam sebuah adegan dimana Sam Wilson dan Isaiah Bradley sedang ngobrol di bilik kunjungan napi (Captain America: Brave New World). Wkwkwk 😂, mungkin saya terlalu lelah, belum sarapan, dan belum ngopi pula. 🤣

Setelah proses transaksi pembelian ticket Taman Candi Borobudur selesai, saya pun mendapatkan 2 lembar sekaligus. Lembar pertama adalah ticket dan lembar kedua adalah bukti pembayaran. Kedua lembaran kertas ini bertuliskan TWC - Indonesia Heritage Management.

Foto 10. Memasuki kawasan Candi Borobudur, Magelang. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Foto 11. Puncak Stupa tertinggi di Candi Borobudur sudah terlihat dari area taman. Foto dokumentasi Sparklepush.com
Foto 11. Puncak Stupa tertinggi di Candi Borobudur sudah terlihat dari area taman. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Posting Komentar

0 Komentar