[Part 2] Pengalaman Jalan-jalan yang Mengasyikkan ke Tempat Wisata Air Terjun Curug Bajing Kec. Petungkriyono Kab. Pekalongan

Foto 1. Curug Bajing di Kecamatan Petungkriyono, Kab. Pekalongan. 

Asyiknya perjalanan menuju Tempat Wisata Air Terjun Curug Bajing yang kebetulan bertepatan dengan digelarnya festival duren di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan. 


Perjalanan yang panjang membuat travel story "Pengalaman Jalan-jalan yang mengasyikkan ke tempat wisata Air Terjun Curug Bajing Kec. Petungkriyono, Kab. Pekalongan" terpaksa harus teriris menjadi part 2. 

Bagi yang ingin membaca travel storynya bisa Klepusher baca di link: 

Pengalaman Jalan-jalan yang Mengasyikkan ke Tempat Wisata Air Terjun Curug Bajing Kec. Petungkriyono Kab. Pekalongan

Tugu Duren di Kecamatan Doro, kelihatannya seperti berada di tengah-tengah wilayah kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Petungkriyono, sebuah kecamatan yang menjadi tujuan traveling team Klendangan. 

Tugu duren yang kala itu "menghembuskan" aroma king of the fruit alias Duren ini terpaksa harus dilalui begitu saja tanpa mampir pilih-pilih, cocok, bayar, makan.

Seandainya pada saat petualangan mencari air terjun curug Kali Kawung dihiasi dengan buah duren yang berjatuhan dan sudah matang. Pasti saat itu pulang dan perginya Team Klendangan Explor Curug Kali Kawung dalam keadaan puas dan tuntas.

Ah. tapi ini perjalanan menuju kecamatan Petungkriyono yang mungkin apes-apesnya ketemu sama lutung jawa di tengah perjalanan karena katanya, di Kecamatan ini terdapat sebuah hutan lindung terbatas yang menjadi habitat Lutung Jawa. 

Nah, sudah dulu intermezonya. 

Dari titik Tugu Durian di Kec. Doro hingga menuju gerbang masuk atau tugu atau mungkin gada-gada di Kecamatan Petungkriyono punya jarak sekitar 5.3 Kilometer dalam waktu tempuh hanya 9 menitan perjalanan menurut perkiraan Google Map.

Foto 2. Tugu Petungkriyono yang dengan bangga bertuliskan "National Nature Heritage" yang nggak semua orang langsung tau apa artinya. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Nah, team sudah sampai di tempat Tugu Petungkriyono yang ternyata lebih cepat menceritakan dibanding dengan menjalani cerita yang harus mengorbankan waktu kurang - lebih 9 meint.

Suasana Tugu Petungkriyono "National Nature Haritage" nampak tidak terlalu ramai. hanya ada 1 pedagang asongan dan 2 gadis belia.

Tugu Petungkriyono ini menyampaikan kepada para wisatawan, ucapan tersirat selamat datang di Kecamatan Petungkriyono, the National Nature Heritage. Padahal kalau diterjemahkan artinya akan lebih mengena ke orang-orang yang lewat didepannya yaitu "Warisan Alam Nasional".

Munkin kata "Nasional"nya bisa lebih menteb dengan kata Nusantara.

Jadi gini:

PETUNGKRIYONO
Warisan Alam Nusantara

Jadi, orang-orang yang lewat bisa langsung ngeh

"Ooo, iya, keindahan alam Petungkriyono adalah Warisan Alamnya Nusantara, yang wajib kita jaga dengan segala daya dan upaya supaya anak cucu kita dapat terus menikmatinya" Tukas pengunjung ilusioner.

Dan ini hanyalah sebuah pendapat saja.

Sudahlah, perjalanan harus terus berlanjut. Explore tempat-tempat wisata alam di Pekalongan, khususnya di Kecamatan Petungkriyono adalah perjalanan yang sangat asyik.

Foto 3. Vegetasi di hutan Sokokembang. 

Setelah melewati tugu Petungkriyono yang khas dengan patung bambu Petung, Team Klendangan disuguhkan pemandangan yang sangat indah yaitu pemandangan hutan dengan vegetasi yang masih asri.

Bahkan sangkin asrinya, tanaman-tanaman pakis di sini begitu tinggi dan besar-besar kalah tinggi dan kalah besar dengan tanaman pakis yang pernah team Klendangan temui di sekitar Air Terjun Curug Kali Kawung Banyumas.

Jalan menuju Curug Bajing dari titik Tugu Petungkriyono terbilang ekstrim lho. Jadi bagi Klepusher yang nggak terbiasa dengan jalan naik-turun terjal dan tikungan-tikungan tajam musti lebih hati-hati.


Selain itu, badan jalan yang nggak begitu lebar juga perlu jadi point hati-hati yang perlu diwaspadai ditambahlagi dengan tidak adanya pagar pengaman yang berada di tepian jurang. 

Jadi, nyetirnya harus konsen ya, jangan melang-meleng. Selain membahayakan diri sendiri juga bisa membahayakan pengendara lainnya. 

Foto 4. Salah satu tikungan tajam yang bersandingan dengan jurang curam. Foto dokumentasi Sparklepush.com

Tikungan-tikungan ini akan senantiasa dijumpai kalau Klepusher traveling ke Curug Bajing di Kecamatan Petungkriyono.

Ada yang tikungannya tajem banget dan ada juga yang tikungannya biasa-biasa saja.

Dan lagi, di sepanjang jalan-jalan menuju Curug Bajing akan sering kita jumpai beberapa jembatan yang jalannya menyempit. Jadi kalau Klepusher naik kendaraan roda 4 dan berpapasan dengan kendaraan roda empat lainnya maka harus ada salah satu yang ngalah. 

Nah, selain punya beberapa jembatan yang menyempit, area hutan yang dilewati oleh Team Klendangan termasuk daerah rawan pohon tumbang lho Klepusher. 

Di sekitar jalan, memang ada banyak pohon yang besar-besar. Dari tinggi dan besarnya pohon-pohon di dalam hutan ini menunjukkan bahwa pohon-pohon tersebut sudah berumur banyak dan rawan pula tumbang walaupun hanya batang.

Tapi, karena hutan ini berada di bukit dan jalan ini dibuat di bagian lerengnya maka tetap ada resiko longsor baik tebing atas maupun tebing bawah. 

Jadi selalu waspada dan berdoa selama perjalanan agar terhindar dari resiko-resiko buruk selama perjalanan. 

Foto 5. Penampakan salah satu pohon besar di sekitar jalan menuju Tempat Wiata Air Terjun Curug Bajing Kec. Petungkriyono.

Pada Foto 5 itu adalah salah satu pohon tertinggi dan terbesar yang ada di pinggir jalan menuju tempat wisata air terjun Curug Bajing meskipun pohon ini bukanlah satu-satunya pohon tertinggi dan terbesar disini

Meskipun terlihat kokoh tapi, kita nggak tahu bagaimana kondisi tanah di bawahnya. Amit-amitnya sih semoga nggak longsor ya dan kalaupun longsor juga nggak sampai menimbulkan korban jiwa.

Tapi yang terpenting adalah menjaga keseimbangan alam adalah hal yang paling utama. Karena kelestarian alam adalah beban terberat yang manusia pikul di era milenium ini. 

Semoga saja seluruh lini masyarakat kita senantiasa sadar akan pentingnya hutan lindung yang salah satunya adalah penopang produksi oksigen.

Setelah melewati pohon-pohon besar nan rindang dan terlihat kokoh. Jalan-jalan ke tempat wisata air terjun Curug Bajing ini pun terus berlanjut.


Dan benar saja, seperti yang disampaikan di awal bahwa ada banyak jembatan yang ruas jalannya menyempit dan juga tikungan-tikungan zig-zag yang bikin adrenalin naik, seakan ingin melakukan cornering (Tapi ini jalan umum ya, bukan sirkuit balapan, utamakan keselamatan dan kenyamanan berkendara untuk diri sendiri dan orang lain).

Foto 6. Salah satu potret jalan zig-zag menuju tempat wisata air terjun Curug Bajing, Kec. Petungkriyono.

Tanjakan yang cukup terjal juga mewarnai perjalanan Sparklepush.com menuju tempat wisata air terjun Curug Bajing ini. 

Bahkan, jika diingat-ingat, tanjakan dan turunan ini bisa dibilang sama ekstrimnya dengan tanjakan dan turunan di jalan-jalan Gunung Lio Brebes.

Foto 7. Salah satu jembatan yang menyempit di salah satu ruas jalan menuju tempat wisata air terjun Curug Bajing di Kecamatan Petungkriyono.

Sparklepush.com menyarankan berhati-hati dan jaga kecepatan kendaraan Klepusher pada kecepatan yang aman ya. 

Jadi, jangan ugal-ugalan karena jalan-jalan di jalur menuju tempat wisata air terjun Curug Bajing ini adalah fasilitas umum dimana bukan hanya Klepusher saja yang menggunakan jalan ini untuk menuju destinasi wisata yang indah dan menawan ini tapi juga ada pengguna lainnya yang menggunakan jalan ini untuk mobilitas baik orang ataupun barang.

Foto 8. Jembatan menyempit dan jalan menanjak ke arah Tempat Wisata Air Terjun Curug Bajing Kec. Petungkriyono.

Di sinilah salah satu jembatan yang jalannya langsung naik setelah melewati jembatan. Jadi driver musti siap ancang-ancang betot gas biar kendaraannya nggak loyo pas di tengah-tengah tanjakan.

Jadi, bagi klepusher yang mau ke Curug Bajing, alangkah baiknya periksa dulu kondisi kesehatan mesin kendaraannya ya. Hal ini penting dilakukan mengingat jarangnya bengkel di sepanjang jalan menuju Air Terjun Curug Bajing.

Posting Komentar

0 Komentar