3 Fakta Tentang Penderita Disleksia Yang Perlu Diketahui

Banyak orang yang belum memahami betul kondisi seperti apa sih yang terjadi pada penderita disleksia? Sparklepush akan berusaha mengulik fakta-fakta penting terkait dengan disleksia. Pada usia sekolah, disleksia sangat mudah di identifikasi. Dimana, penderitanya akan mengalami kesulitan belajar, seperti dalam membaca dan menulis.

Jadi, disleksia merupakan salah satu gangguan pengelolaan informasi oleh otak. Sehingga terjadi disfungsi auditory dan visual. Tak heran, jika para pengidap disleksia akan kesulitan dalam membedakan beberapa huruf, mengeja, bahkan dalam menulis.

Hal tersebut juga dapat mempengaruhi komunikasi. Dimana, klepusher mungkin akan memiliki kesulitan dalam memberikan instruksi secara lisan. Beberapa orang dengan disleksia, tak dapat mendengar kata-kata yang diucapkan oleh orang lain dengan jelas. Sehingga, apabila pembicaraan atau instruksi yang dilakukan tanpa tatap muka, akan sedikit terhambat. Bukan berarti tuli ya.

1. Disleksia Bukan Akibat Tingkat Kecerdasan Yang Rendah
Sesungguhnya, yang terjadi pada orang dengan disleksia adalah gangguan pada beberapa indera dalam tubuhnya. Seperti yang diketahui, bahwa manusia setidaknya memiliki 7 indera yang seharusnya dapat berfungsi dengan baik. Yaitu 5 indera utama atau yang dikenal dengan panca indera, dan 2 indera lainnya, yaitu indera gerak dan keseimbangan.

Namun, pada penderita disleksia, ada 2 indera atau lebih yang mengalami gangguan. Bukan malfungsi, ya. Gangguan indera ini, akibat dari perbedaan anatomi otak pada penderita disleksia, berbeda dengan orang pada umumnya. Bisa disebabkan oleh bawaan genetis atau turunan, atau juga karena kecelakaan yang mengakibatkan cidera otak.

Bagi orang awam, disleksia dianggap sebagai seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan dibawah rata-rata. Padahal, menurut salah seorang Psikolog yang mendalami disleksia. Lisa Maria M.Psi, mengutarakan bahwa secara lahiriah, tak ada perbedaan mencolok penderita disleksia dengan orang pada umumnya. Bahkan, jika harus dilakukan tes IQ, hasilnya akan normal, bahkan superior.

2. Disleksia Juga Terjadi Pada Orang Dewasa
Tak hanya pada anak-anak, nyatanya disleksia juga dapat dialami oleh orang dewasa. Terlebih, apabila Klepusher mengidap disleksia, dan tak teridentifikasi sejak dini. Sehingga, mau tak mau masalah ini akan terus melekat pada diri Klepusher.

Setidaknya ada 9 tanda pada orang dewasa penderita Disleksia, diantara tanda-tandanya adalah:


  1. Sulit membedakan kanan dan kiri

  2. Kesulitan mengingat nama orang, namun dapat mengingat wajahnya dengan jelas dan detil

  3. Sulit mengingat jalan atau arah, sehingga seringkali tersesat

  4. Sulit mengendalikan emosi dan mood

  5. Memiliki tulisan yang sulit dibaca

  6. Merasa jenuh atau cepat lelah jika membaca sebuah tulisan, bahkan beberapa lebih memilih untuk menghindari kegiatan membaca

  7. Sulit membaca tulisan berbahasa asing

  8. Sulit mempelajari bahasa baru

  9. Memiliki kecenderungan menutup diri dan susah bergaul dengan orang baru atau lingkungan yang lebih luas

3. Disleksia Dapat Diatasi Dengan Berbagai Terapi
Sebagai salah satu gangguan dalam sistem kerja otak, memang disleksia bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan. Namun, kabar baiknya, disleksia dapat diatasi dengan berbagai teknik atau terapi. Hal ini, setidaknya dapat mempermudah penderita disleksia untuk mencerna informasi.

Salah satu hal yang paling dibutuhkan oleh penderita disleksia adalah support atau dukungan dari orang-orang sekitar. Bentuknya, bisa dengan apresiasi atau pujian ketika mampu memecahkan masalah tertentu. Ada satu kalimat motivasi yang menyebutkan, bahwa penderita disleksia hanya kehilangan huruf saja, bukan harapan akan masa depan. Belajar huruf dan angka bagi pengidap disleksia akan menjadi lebih mudah, jika dilakukan dengan riang dan berulang.

Featured image: Susan Holt Simpson
Editor: Abu Aqillah

Posting Komentar

0 Komentar