Apa yang Klepusher ketahui tentang anak disleksia? disleksia adalah suatu kondisi dimana seseorang memiliki kinerja otak yang berbeda. Sehingga para penderitanya akan mengalami kesulitan dalam mengolah suatu informasi. Umumnya, penderita disleksia akan kesulitan dalam mengenali huruf, mengeja, baca-tulis, dan belajar bahasa baru.
Banyak kasus, dimana disleksia tak teridentifikasi hingga anak menginjak usia dewasa. Sehingga, tak jarang yang mengira, anak dengan disleksia adalah anak yang memiliki tingkat kecerdasan dibawah rata-rata. Sehingga sulit menerima materi umum di sekolah. Padahal, ketika kondisi ini disadari lebih dini, maka sesungguhnya anak disleksia tak perlu belaja SLB.
Baca Juga: 5 Langkah Penting Dalam Mengenali dan Menggali Potensi Anak Sejak Dini
Hingga kini, belum ditemukan secara pasti, apa yang menjadi penyebab terjadinya disleksia. Setidaknya, ada 2 hal yang membuat seseorang terlahir dengan kecenderungan ini. Pertama adalah faktor keturunan. Dan yang kedua adalah karena perkembangan otak yang berbeda dengan orang pada umumnya.
Kenali Lebih Dini Tanda-Tanda Disleksia Pada Anak
Kenali Tanda Disleksia pada Anak. Imgae by: Jose Gomez |
Anak disleksia belajar dengan caranya sendiri. Jika pada umumnya seseorang akan dengan mudah membaca satu kata yang terdiri dari empat huruf. Maka, tidak demikian dengan anak disleksia. Mereka melihat huruf seakan-akan terbang, melayang, tak melekat pada kertas, dan terpencar satu sama lain. Bagi anak disleksia, membaca adalah sebuah kegiatan krusial dalam menyatukan kode-kode penting, semacam puzzle.
Baca Juga: Apa Tandanya Anak Memerlukan Les Tambahan?
Namun, bagaimana cara mengenali tanda-tanda disleksia pada anak usia dini, yang bahkan belum waktunya belajar membaca?
Pertama, anak disleksia cenderung hiperaktif. Disamping keaktifannya, ada hal yang paling menonjol, dimana mereka akan sulit untuk menerima instruksi secara lisan dengan cepat. Hal ini dipengaruhi oleh kinerja otak kanan dan kiri yang tak seimbang, atau malah terbalik.
Kedua, jika Klepusher menemukan si kecil sulit membedakan antara kanan dan kiri, ini bisa jadi salah satu tanda awal disleksia. Hal ini juga akan mempengaruhi keseimbangan tubuhnya.
Ketiga, anak dengan disleksia juga akan sulit belajar bahasa baru. beberapa juga mengalami keterlambatan berbicara. Atau, mengucap satu kata baru dengan kata yang kurang pas.
Baca Juga: Pembelajaran Menyenangkan dengan Home Schooling
Memilih Pola Asuh dan Pendidikan Yang Tepat Untuk Anak Disleksia
Satu hal yang paling penting dalam mengasuh anak disleksia adalah memberikan support secara penuh. Karena, tak jarang mereka merasakan adanya perbedaan pada dirinya, sehingga membuatnya cenderung sulit percaya diri. Selain itu, anak-anak tersebut juga tak mudah berbaur dengan lingkungan baru dengan orang-orang yang baru.
Salah satu pola asuh dan ajar yang paling jitu anak disleksia, menurut para ahli adalah terapi JARI. Teknik JARI ini merupakan sebuah singkatan yang terdiri jari Jelas, Apresiasi, Riang dan Intensiv.
• Jelas
Jadi, dalam mengasuh anak disleksia diperlukan sebuah penjelasan yang jelas. Klepusher dapat menjelaskan kata demi kata dengan pelan dan jelas. Hal ini bertujuan agar si anak dapat membaca mimik bibir dan mendengar dengan jelas, apa yang diutarakan.
• Apresiasi
Berikan penghargaan ketika ia mampu membaca atau menyelasaikan tugasnya dengan baik. Ini adalah salah satu bentuk support moril baginya.
• Riang
Untuk membuat suasana belajar yang menyenangkan, maka perlu dibangun mood yang fun.
• Intensiv
Cara belajar berulang merupakan salah satu cara ampuh dalam mengajar anak disleksia.
Anak Disleksia Dapat Belajar Di Sekolah Umum, Apa Syaratnya?
Sekolah anak disleksia dapat dilaksanakan di sekolah umum. Seperti yang dikutip dari Kompas.com, Sumarto, seorang guru SD Pantara, mengemukakan bahwa anak disleksia memiliki IQ di atas rata-rata. Hanya saja, mengalami kendala dalam hal visual auditori.
Dengan soal dan materi yang sama, penderita disleksia mampu menyelesaikan soal dengan durasi waktu yang lebih panjang. Atau, Klepusher dapat memilih sekolah yang tak mengedepankan akademis, melainkan yang juga dapat menggali potensi lain anak-anak.
Featured Image by Anna Kolosyuk
0 Komentar
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang komunikatif, sopan, berbobot, dan tentunya yang relevan.
Jika kedapetan mengandung unsur p#rn#, ujaran kebencian, Sara, politik, link aktif, hoax maka akan dihapus.
✌❤😁
🙏Terimakasih🙏