Unik! Inilah Konsep 'Cantik' Ala Suku-Suku di Indonesia

Unik! Inilah Konsep 'Cantik' Ala Suku-Suku di Indonesia - Konsep 'Cantik' menurut masyarakat modern acapkali diidentikkan dengan wajah yang putih mulus tanpa noda, hidung mancung, tubuh molek, kaki jenjang, dan lain sebagainya. Adanya penyeragaman konsep cantik secara fisik ini, sedikit banyak dipengaruhi oleh konstruksi media massa dan pasar kosmetik yang ada. Karena bagaimana pun, keduanya adalah bagian dari masyarakat modern itu sendiri.


Namun, tahukah kamu bahwa keragaman budaya Indonesia juga menyimpan kearifan lokal yang berkenaan dengan kecantikan. Cantik ternyata tidak melulu soal keindahan fisik, tetapi juga dalam konteks bagaimana kaum perempuan tersebut menjalani keseharian dalam tata cara adat dan tradisi. Bahkan, 'cantik' jika dilihat dari lokalitas mampu menampilkan kekhasan dan kekuatannya masing-masing, lho.


Penasaran dengan kinclongnya Indonesia dalam kearifan lokal yang satu ini? Yuk, simak pemaparan berikut ini.


-Suku Dayak – Kalimantan-




[caption id="attachment_2779" align="aligncenter" width="663"] Gadis Dayak. cdn2.boombastis.com[/caption]

Umumnya, kaum perempuan memang akan mengenakan anting di daun telinganya. Hal ini bertujuan agar anting logam atau emas tersebut mampu menambah pancaran kecantikan sekaligus sebagai simbol dari kecantikan itu sendiri. Hal ini pun diakui dalam tradisi kecantikan Suku Dayak Kalimantan Tengah.


Namun, jika perempuan di suku lain hanya akan menindik atau mengenakan satu anting, perempuan dayak justru akan menambah anting-antingnya setiap tahun. Hingga lubang telinga pun akan semakin membesar dan melebar, dan akhirnya telinga akan memanjang hingga mencapai garis bahu.


Menurut mereka, semakin panjang daun telinga maka akan semakin cantik. Dan perempuan dengan telinga memanjang inilah yang terkategori sebagai perempuan dengan kecantikan seutuhnya. Uniknya lagi, anting di sini tidak hanya sebagai simbol kecantikan, tetapi juga sebagai penanda status—kebangsawanan atau budak—dan usia seorang perempuan.


-Suku Mentawai-




[caption id="" align="aligncenter" width="753"] Suku indonesia - cdn.idntimes.com[/caption]

Ketika perempuan masa kini mengenal tren kecantikan berdasarkan 'gigi gingsul', 'veneer', atau yang lainnya, maka jauh sebelum itu perempuan Mentawai telah memiliki konsep kecantikan berdasarkan bentuk gigi. Mereka menganggap perempuan cantik adalah perempuan dengan bentuk gigi yang runcing.


Uniknya, mereka melakukan peruncingan gigi tersebut tanpa alat bantu kesehatan dan anestesi, lo. Melainkan hanya dengan mengerik gigi menggunakan pisau kecil/besi dan kayu. Selain sebagai penanda kecantikan seorang wanita, mengerik gigi juga dianggap penting untuk menjaga keseimbangan tubuh dan jiwa. Karenanya, meski terasa sakit, mereka akan tetap melakukannya.


-Suku Belu - Pulau Timor-




[caption id="" align="aligncenter" width="753"] Suku indonesia - netralnews.com[/caption]

Bagi perempuan Belu, kecantikan justru diukur dari banyaknya tato yang ada pada tubuh. Mereka menganggap adanya tato akan menambah daya tarik wanita di hadapan laki-laki, dan hal tersebut merupakan sebuah kebanggaan.


Karenanya, para wanita Belu akan memasang tato pada tubuhnya meski proses pembuatan tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar. Selain sebagai penanda kecantikan, pemasangan tato juga dianggap sebagai penanda status dan strata seseorang.


-Papua-




[caption id="" align="aligncenter" width="582"] Suku indonesia - pepayablog.files.wordpress.com[/caption]

 


Kearifan lokal tentang kecantikan juga dimiliki oleh masyarakat Papua. Mereka akan menilai kecantikan seorang perempuan dari caranya mengepang rambut. Kepang rambut yang dimaksud di sini terbilang cukup unik, karena rambut akan dikepang bersama dengan anyaman khas leluhur. Cara mengepangnya pun tidak sembarangan, terdapat cara-cara khusus yang biasanya diajarkan turun temurun.


-Suku Batak Karo-




[caption id="" align="aligncenter" width="753"] Suku indonesia - hipwee.com[/caption]

Jika pada masyarakat lain perempuan harus melakukan usaha besar untuk bisa menjadi cantik, di masyarakat Batak Karo konsep cantik justru terbalut dalam bentukan kondisi alam. Perempuan akan memiliki aura kecantikan, jika dia memiliki kaki yang besar. Hal ini tak lain karena kondisi geografis wilayahnya yang berbatu, berbukit, dan dalam konteks ekologi pedesaan.


Jadi, perempuan yang berkaki besar dianggap sebagai perlambang bahwa orang tersebut tergolong orang yang kuat dan rajin. Dan itulah yang menjadi tolak ukur dari kecantikan seorang perempuan Batak Karo.


Nah, ternyata konsep kecantikan di Indonesia cukup beragam, ya. Dan hal ini pun semakin menegaskan bahwa pada dasarnya 'cantik' itu memang relatif.


 

Posting Komentar

0 Komentar