Mengapa Langit Senja dan Fajar sama-sama Berwarna Jingga, Selalu Berhasil Memukau Mata yang Memandangnya?

Langit Jingga 1
Foto 1. Langit Jingga, Kota Tegal.
Dokumentasi Sparklepush.com

Di suatu hari menjelang pagi ada sebuah keberuntungan bagi mereka yang mengawali harinya dengan bangun pagi yaitu menjumpai langit pagi dengan warna jingga yang megah dan memukau mata.

Pemandangan seperti ini lazim ditemui.

Terutama pada saat langit pagi diselimuti oleh beberapa gumpal awan di ufuk timur dan tepat pada saat menjelang matahari benar-benar menampakan seluruh tubuhnya dengan telanjang dada.

Dilansir dari detikedu menjelaskan bahwa fenomena yang menjadikan langit berwarna jingga pada waktu fajar dan senja adalah fenomena hamburan ketika molekul dan partikel-partikel kecil pada atmosfer bumi “membelokan” arah sinar matahari. 

Faktor penentu perubahan warna langit menjadi jingga berikutnya adalah panjang gelombangnya. 

Pada saat Fajar dan senja semakin banyak udara yang dilewati oleh cahaya dari langit pada saat saat itu dan hal tersebut terjadi pada saat matahari pada level dibawah cakrawala. 

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Ackerman seperti yang sparklepush.com kutip dari detikcom. 

"Ketika senja dan fajar datang, Matahari berada di titik terendah di cakrawala. Pada waktu itu sinar matahari akan melewati lebih banyak udara daripada siang hari, saat Matahari lebih tinggi di langit," Penjelasan Ackerman dari laman Universitas Wisconsin-Madison

Langit Jingga 2
Foto 2. Fajar Langit Jingga di Kota Purwokerto.
Dokumentasi Sparklepush.com

Itulah rahasia dibalik langit senja dan fajar yang sama-sama berwarna jingga, yang selalu berhasil membuat mata kita terpukau saat warna keemasannya memamerkan kemegahan Sang Maha Pencipta.


Sayangnya, untuk bisa melihat keindahan yang megah ini nggak bisa dinikmati dalam waktu yang lama jika Klepusher berada di negara katulistiwa seperti negara kita, Indonesia.

Di negara Katulistiwa seperti Indonesia, proses terjadi langit dengan warna jingga di waktu fajar dan waktu senja tidak akan berjalan begitu lama seperti negara-negara yang berada pada gari 40 derajat lintang utara dan lintang selatan hingga negara-negara kutub.

Langit Jingga 3
Foto 3. Langit jingga di kala fajar, Kota Purwokerto.
Dokumentasi Sparklepush.com




Jika Klepusher berada di wilayah New York, US, Warna jingga pada langit fajar dan sore harinya bisa dinikmati lebih lama dibandingkan dengan langit jingga yang ada di Indonesia.


Hali ini terjadi lantaran negara bagian tersebut berada digaris lintang 40 derajat.

Walhasil, durasi menikmati langit jingga pada pagi dan sore hari jadi molor sampai 1 jam pada bulan maret.


Langit jingga juga akan mengalami durasi yang berbeda jika Klepusher menyaksikannya di negara-negara yang berada pada lingkaran kutub utara.

Dari sekitar 195 negara. cuma ada 8 negara yang punya bagian di Kutub Utara. 
  1. Greenland
  2. Kanada
  3. Rusia
  4. Norwegia
  5. Amerika Serikat
  6. Finlandia
  7. Swedia
  8. Islandia
Di negara-negara inilah Klepusher bisa menyaksikan langit jingga dengan durasi yang lebih lama. 

Durasi fenomena alam langit jingga di negara atau wilayah kutub bisa sangat lama lho. Karena mataharinya berada pada 6 derajat dibawah garis cakrawala.

Walhasil, durasi langit jingga bisa bertahan semaleman.

Yakin mau menyaksikan pemandangan langit jingga yang memukau di negara-negara kutub ini?

Siapin koceknya ya, dan datanglah di musim panas untuk menyaksikan fenomena alam langit jingga di negara kutub ini biar bisa menyaksikan langit jingga durasi terlama hingga sepanjang malam.


Referensi:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6525889/langit-jadi-jingga-saat-fajar-dan-senja-kok-bisa

Posting Komentar

0 Komentar