Sendiri itu...

 

A lonely bird. Shot by Sony A500

Kenapa aku harus mengabadikan siluet burung yang kesepian?

Tidak ada yang saya rencanakan dalam pengambilan foto burung gereja yang bertengger di atas rambu kereta Api ini.

Saat momen itu terjadi, saya bergegas mengambil kamera Sony A500 yang saya punya. Tanpa seting lama dan juga tidak ingin kehilangan moment ini, saya langsung pencet tombol shutternya. Dan, tadaaaa....!

Jadilah sebuah gambar burung gereja (pada saat pengambilan gambar) yang sendirian. Dia ditinggalkan oleh kawanannya yang dapat terbang lebih gesit. 

Nampaknya dia masih sangat muda. Sehingga, masih belum pede untuk terbang kesana-kemari, seperti kawanan burung gereja yang lainnya.

Potret ini menggambarkan suasana hati yang rindu kebersamaan. 

Kesindirian yang menyiksa.

Kehampaan yang berujung pada linglung. 

atau mewakili kesepian yang tak berujung.

Terkesan melow, memang.

Tapi, itulah yang terjadi.

Dalam hidup, kesendirian itu pasti akan muncul.

Rasa dimana seperti lirik "didalam keramaian, aku masih merasa sepi"itu suatu saat akan hadir.


Hikmah dalam kesendirian

Dalam kesendirian, seseorang bisa introspeksi ke dalam lebih jauh. Dengan demikian, introspeksi akan jauh lebih detail dan menyeluruh.

Kesendirian akan membuat seseorang akan menahan diri dari keangkuhan. Dimana pada saat sendiri, maka kelemahan akan lebih jelas terlihat dan mengangkat kesadaran bahwa tanpa lawan, perjuangan akan hampa. Dan tanpa kawan, Perjuangan akan kurang bercerita.

Dengan menyendiri, seseorang akan menyadari kesombongannya sendiri. 

Bahwa ia bukanlah siapa-siapa.

Posting Komentar

0 Komentar