Manfaat Sawi Hutan untuk Pengobatan Kanker Payudara

Manfaat Sawi Hutan untuk Pengobatan Kanker Payudara
Sawi Hutan Bermanfaat untuk Pengobatan Payudara


Manfaat Sawi Hutan
untuk Pengobatan Kanker Payudara

Sawi hutan kini banyak diburu karena khasiatnya yang disebut-sebut dapat mengobati kanker payudara. Sebenarnya seperti apakah bentuk sawi hutan itu? Benarkah manfaat sawi hutan sedemikian dahsyatnya?

Ketika mendengar nama sayuran yang satu ini, ingatan Klepusher penggemar drama Korea sepertinya akan langsung melayang  pada kimchi. Olahan sawi yang kerap terlihat dalam adegan makan di drama-drama korea. Tampak segar dan menggugah selera ketika menyaksikan mereka menyantapnya dengan lahap.

Mengenal Sawi Hutan

Sawi yang akan dibahas kali ini bukan jenis sawi seperti yang biasa kita ketahui dijual di  supermarket, melainkan sawi hutan.


Sawi hutan (elephantopus mollis linn), masih satu famili dengan tapak liman (elephantopus scaber linn), sama-sama dari famili asteraceae.

Tidak setenar sawi hijau dan sawi putih, sawi hutan masih terdengar asing di telinga. Padahal jika ditelusuri, nenek moyang kita sebenarnya sejak lama mengenal sayuran hutan tersebut dan merasakan khasiatnya. Misalnya warga Suku Dayak di Kalimantan.

Mengenai pemanfaatan sawi hutan sebagai obat oleh Suku Dayak, dikuatkan dengan penelitian Almida Sari, dkk., dari Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Disebutkan bahwa pengobatan tradisional dengan menggunakan tumbuhan oleh masyarakat Suku Dayak  telah lama dilakukan secara turun temurun. Dari 65 spesies yang digunakan oleh masyarakat Suku Dayak, salah satunya ialah sawi hutan. (Protobiont ( 2015) Vol.4 (2) :1-8)

Di wilayah Kalimantan, khususnya Palangkaraya, pasar-pasarnya ada yang memang menyediakan aneka sayuran dari tumbuh-tumbuhan hutan. Walau harganya relatif mahal.

Manfaat Sawi Hutan Bagi Penderita Kanker Payudara

Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan efek samping mengonsumsi obat-obatan kimia, pemanfaatan bahan-bahan dari alam untuk pengobatan pun kian marak.

Di Indonesia, sepertinya tapak liman lebih populer dibandingkan sawi hutan, walapun memang berasal dari famili yang sama yaitu famili asteraceae. Tapak liman disinyalir ampuh mengobati beragam penyakit dari yang ringan hingga berat seperti kanker payudara.


Klepusher, berikut beberapa petikan hasil penelitian terkait tapak liman untuk mengobati kanker.

Tapak liman berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat antikanker. Kesimpulan ini didapat sebagai hasil penelitian yang dilakukan Yeni Lisyowati, dkk., dari Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.


Tumbuhan ini memiliki efek sitotoksik atau mematikan jaringan sel kanker payudara dan bersifat nontoksik pada sel payudara normal. (Pharmaḉiana, Vol.3, No.2, 2013 : 1-7)

Sawi hutan atau tapak liman dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Hal ini diketahui dari penelitian lainnya yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian tersebut diketuai oleh Dr. Muhammad Sasmito, M.T. (sinarharapan.net)

Penelitian lainnya dilakukan oleh Nurkhasanah, dkk., dari Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Senada dengan dari penelitian-penelitian di atas tadi, didapat kesimpulan bahwa ekstrak tapak liman potensial untuk dikembangkan sebagai antikanker.

Lalu bagaimana dengan manfaat sawi hutan untuk pengobatan kanker? Sejauh ini belum ada penelitian yang dilakukan peneliti-peneliti dari Indonesiamengenai khasiat sawi hutan untuk pengobatan kanker. Sawi hutan masih dikenal sebatas obat untuk sakit perut, kurang darah, dan keputihan.

Habitat Sawi Hutan dan Tapak Liman

Baik sawi hutan maupun tapak liman, keduanya biasa tumbuh liar di daerah padang rumput, tepi jalan, dan di hutan. Karena masih belum banyak yang mengenal kedua tanaman ini, seringkali malah dianggap tanaman yang hanya mengotori.

Ciri-ciri Sawi Hutan dan Tapak Liman

Masyarakat kerap tertukar antara sawi hutan dan tapak liman. Agar tidak lagi tertukar, Klepusher, simak ciri-ciri sawi hutan dan tapak liman berikut ini :
  • Sawi hutan
Daunnya tunggal, berbentuk memanjang, dan ujung dan pangkal daunnya meruncing. Panjang daun 2–7cm, lebar daunnya 0,5–3cm. Permukaan daun berambut halus, daun bertangkai pendek, dan tulang daun menyirip.
  • Tapak Liman
Daunnya memanjang tumbuh menempel ke tanah, antar daun jaraknya berdekatan, tepi daun bergerigi, seluruh permukaan daun berbulu. Di bagian tengah daun akan tubuh batang calon tangkai bunga.

Ukuran daun tapak liman cukup lebar sekitar 3-6cm, dengan panjang daun sekitar 30–35cm. Batangnya berbentuk silindris, tumbuh tegak ke atas. Tinggi tanaman ini bisa mencapai 130–200cm.

Cara Pengolahan

Untuk mendapatkan manfaat tapak liman bagi pengobatan kanker, berikut cara pengolahannya :
  • Ambil bagian akar tapak liman kemudian dicuci bersih
  • Haluskan dengan cara ditumbuk atau menggunakan blender
  • Peras airnya lalu tambahkan sedikit garam, setelahnya dapat langsung diminum
  • Ampasnya dicampur dengan air sirih dan kunyit yang telah dihaluskan, kemudian diaduk rata
  • Tempelkan ramuan ampas tadi ke bagian yang sakit, bisa ditutup kain kasa dan direkat plester agar tidak jatuh
  • Minum rutin dua kali sehari
Sementara untuk mendapatkan manfaat sawi hutan cukup dengan merebus daunnya, kemudian diminum hasil rebusannya.

Perlunya Penelitian yang Lebih Komprehensif

Memanfaatkan kekayaan hayati sebagai bahan untuk pengobatan sangatlah baik, meminimalisir konsumsi obat-obatan kimia. Walau begitu, masih dibutuhkan lebih banyak lagi penelitian yang komprehensif. Untuk mendapatkan kepastian mengenai khasiat, cara pengolahan,efek samping, dan keamanan dari sumber hayati tersebut.

Saat ini, khasiat mengenai suatu tanaman masih berdasarkan testimoni orang per orang. Seperti yang terjadi pada tanaman sawi hutan.

Manfaat sawi hutan sebagai obat untuk kanker payudara belum terbukti secara empiris melalui penelitian.

Sawi hutan memang dipakai oleh masyarakat dalam pengobatan tradisional, tapi untuk obat sakit perut, obat kurang darah, dan obat keputihan.

Posting Komentar

0 Komentar