Ada sesuatu yang ajaib dari memotret saat bepergian.
Bukan hanya karena pemandangan indah, tapi karena setiap foto seperti menyimpan napas kecil dari tempat itu — suara jalanan, wangi kopi sasetan, angin yang berbisik lirih di antara celah helm, bahkan detik-detik diam sebelum seseorang tersenyum.
Beberapa waktu lalu, saya membaca panduan fotografi perjalanan di DIYPhotography, dan di situ saya diingatkan: fotografi perjalanan bukan tentang kamera mahal atau lokasi keren, tapi tentang bagaimana kita merasakan dan menceritakan sebuah tempat lewat gambar.
Dan dari situ, saya mencoba menulis ulang, dengan cara pandang saya sendiri.
☕ 1. Lihat Dulu, Baru Jepret
Menurut saya, kamera terbaik bukanlah kamera yang punya spec sultan dengan harga yang nggak ngotak. kamera yang terbaik menurut saya adalah apa yang ada di tangan saya ssaat ini. Mau itu Sony A500 ataupun Sony A6400. Kalaupun yang Klepusher punya cuma kamera ponsel maka itulah yang terbaik buat Klepusher saat ini.
Dulu, waktu belum punya Sony A500 dan A6400, saya suka fota-foto pake kamera hape juga. Salah satu foto yang masih saya simpan adalah foto hasil jepretan Acer M220 Windows Phone. Saat itu ada pengecoran jalan Ketanggungan - Jatibarang pada tanggal 21 Oktober 2015.
Dengan diperbaikinya jalan utama ini, diharapkan meningkatkan perekonomian Kab. Brebes dan sekitarnya melalui perbaikan sarana distribusi barang dan jasa dan lensa kamera ponsel Acer M220 menjadi saksi kala itu.
Secara komposisi fotografi, foto ini menurut saya tergolong pada komposisi leading line. Gimana menurut pendapat Klepusher?
![]() |
| Foto 1. Menjadi saksi perbaikan jalan Ketanggungan - Jatibarang, Brebes. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
Saya dulu sering menunda memotret karena merasa peralatan saya “belum cukup”. Tapi ternyata, foto yang paling saya sukai justru diambil dengan ponsel murah — di sebuah perjalanan sepulang dari rutinitas, saya melihat sawah yang berbanjar, tiang listrik dan awan cumulus yang seolah-olah mengilustrasikan langit sedang runtuh.
Wuihhh, ngeri banget. "Ini seperti pusaran angin tornado di tengah sawah atau kaya langit lagi runtuh." gumam saya dalam hati kala itu. Menurut pendapat Klepusher udah mirip Angin Tornado atau "langit yang sedang runtuh". π
![]() |
Langit Runtuh. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
Di suasana pagi yang tak begitu cerah, saya melihat sebuah keindahan yang menakjubkan dan terlalu sayang untuk dilewati. Lensa kamera Windowsphone Acer M220 menjadi saksi yang mengabadikan sebuah fase kehidupan baru dari sebuah metamorfosis Kupu-kupu.
πBaca juga: Metamorfosis Kupu-kupu, Filosofi dan Pelajaran Hidup Darinya
Indah, namun kehidupannya tak mungkin aku miliki. Itulah sebabnya, saya bergegas mengambil ponsel itu dan mengabadikannya.
Bukan untuk menunjukkan betapa bagusnya hasil jepretan lensa kamera acer M220nya, tapi untuk memgingatkan kita bahwa tak selamanya yang indah itu berawal dari proses yang mudah.
![]() |
| Melihat dunia lewat lensa: Kupu-kupu baru menanggalkan kepompongnya. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
![]() |
| Melihat dunia lewat lensa: Kupu-kupu jatuh saat pertama kali belajar terbang. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
Sejak itu, saya belajar bahwa terkadang melihat lebih penting dari memiliki.
Iya, karena tanpa harus punya kamera bagus seperti Sony A6400 yang saya miliki saat ini pun saya bisa melihat dunia serangga lewat lensa kamera ponsel murah buatan Acer yang jauh lebih kondang sebagai produsen Laptop dan PC.
Tapi yang paling patut kita syukuri adalah mata (dan hati) yang peka bisa menangkap cerita yang kamera manapun belum tentu bisa. Iya kan, Klepusher...!?
π 2. Cerita di Balik Setiap Gambar
Perjalanan yang baik selalu membawa cerita, dan begitu juga foto yang baik.
![]() |
| Melihat dunia lewat lensa: Kubah pelangi di waktu sore saat perjalanan pulang dari rutinitas. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
Saya ingat di suatu sore di sebuah desa kecil saat perjalanan pulang dari rutinitas saya dan sore kala itu pelangi muncul di ujung jalanan yang basah setelah diguyur gerimis yang cukup lama — bukan pelanginya yang menarik saya untuk mengabadikan peristiwa itu, tapi bagaimana cara alam meluluhkan lelah dan penat terkadang datang dengan tak terduga.
![]() |
| Melihat dunia lewat lensa: Dilah dan 2 teman barunya saat bertamasya di Pantai Menganti. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
Tidak hanya pelangi yang mengiringi saya pulang dari rutinitas. Ada sebuah momen kecil saat saya touring ke objek wisata Pantai Menganti bersama Abdillah dan teman-teman lainnya se rombongan. Di pantai ini Abdillah meminta saya untuk mengabadikan moment bersama kenalan barunya di sini. Yup, dua kakak cantik ini akhirnya bersedia difoto — bukan Kakak-kakaknya yang menarik, tapi bagaimana menganti bisa menyatukan mereka walaupun hanya sesaat.
Dari sini saya belajar bahwa terkadang takdir punya caranya sendiri untuk mempertemukan dan menyudahkakan sebuah hubungan.
Meskipun ini hanya short relationship, tapi dari sorot mata Abdillah terbaca jelas bahwa meskipun hanya sebuah pertemuan singkat namun berkesan.
Ceritanya sederhana, tapi hangat. Dan menurut saya, di situlah kekuatan fotografi perjalanan: menangkap kehidupan, bukan hanya lokasi.
π 3. Bawa yang Perlu, Biar Langkahmu Ringan
Saya dulu sering membawa terlalu banyak lensa dan aksesori, benar-benar ribet malah bikin punggung dan bahu terasa pegal setelah perjalanan touring.
Akhirnya malah lelah sendiri dan bikin keesokan harinya badan jadi lemas saat harus menghadapi rutinitas. Jangan sampe deh jadi Healing but dying, maksudnya bukan bener-bener sekarat sih ya. π
![]() |
| Melihat dunia lewat lensa: Barang-barang yang sering saya bawa saat touring. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
Hampir semua peralatan saya bawa, seperti lensa 70-300mm. lensa 50mm F1.8, lensa 55-200.
Karena semakin ringan bawaan, semakin mudah kita menikmati perjalanan — dan momen pun datang dengan sendirinya.
☀️ 4. Cahaya adalah Bahasa yang Tak Perlu Diterjemahkan
Ada sesuatu yang magis dari cahaya pagi dan sore.
![]() |
| Cahaya Matahari pagi memberi kehidupan daun pakis. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
![]() |
| Cahaya pagi matahari, pucuk paku monyet, hijau dedaunan dan sedikit kenangan di Baturaden |
Saat matahari belum tinggi, dunia terasa lambat dan hangat bak pelukan orang tercinta yang mendekap mesra dari belakang dan berbisik "You are my increadible life" — dan di situlah banyak cerita tersembunyi dan tersimpan rapat-rapat di Purwokerto.
Untuk memotret hijau daun, matahari dengan cahaya keemasan, bayang gelap dan langit biru kadang saya menunggu setengah jam di satu tempat hanya untuk melihat bagaimana cahaya mengubah nada dan irama di atas daun dedaunan, atau di wajah seseorang yang sedang tersenyum menawan.
Fotografi itu seperti menulis dengan cahaya, dan setiap warna punya nada sendiri.
πͺΆ 5. Sunting dengan Rasa, Bukan Sekadar Gaya
Bagi saya nggak ada sesuatu yang sempurna, apa pun itu. Semua pasti ada celahnya. Namun bukan berarti celah atau kekurang itu sebuah masalah melainkan sebuah batu loncatan untuk berkarya denganlebih baik.
Seperti pada saat saya mengedit hasil jepretan kamera ponsel, sony A500 bahkan sony A6400 yang merupakan kamera tercanggih yang saya miliki saat ini, saya tetap merasa bahwa menyunting bukan sekedar gaya atau mencari kesempurnaan warna tapi lebih pada mencari rasa yang tersembunyi dibalik "tulisan" cahaya yang perlu ditampilkan.
![]() |
| Melihat Dunia Lewat Lensa: Universitas Telkom Purwokerto dan mega mendung. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
Foto Universitas Telkom Purwokerto dengan mega mendung yang terlihat megah sebenarnya sudah melalui proses editng ringan.
![]() |
| Melihat Dunia Lewat Lensa: Langit Fajar dan Universitas Telkom Purwokerto. Foto Dokumentasi Sparklepush.com |
Kalau langit sore terlihat oranye lembut, saya juga ingin suasana fajar Universitas Telkom Purwokerto juga memiliki nuansa yang sama, saya biarkan tetap memberi kesan warna yang hangat, tidak perlu berlebihan. Kalau saat itu langit fajar terlihat sedikit biru keabu-abuan yang dingin dan warna jingga yang hangat mulai bermunculan, saya biarkan saja, untuk menguatkan vibes fajarnya tanpa menghilangkan suasana langit pagi yang tak semua orang punya kesempatan untuk mengabadikannya. Itu bagian dari cerita.
Buat saya, mengedit foto itu seperti menulis ulang catatan harian: kita rapikan sedikit, tapi jangan hilangkan emosinya.
π± 6. Etika: Menghormati Tempat dan Orang
Kemanapun saya pergi, saya berusaha selalu ingat bahwa kamera bisa jadi jembatan — atau tembok.
![]() |
| Melihat Dunia Lewat Lensa: Pengunjung GOR Satria Purwokerto. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
Minta izin sebelum memotret orang, jangan mengganggu momen pribadi, dan kalau bisa, ngobrol dulu. Kadang dari obrolan singkat itu, saya malah dapat cerita yang jauh lebih berharga dari sekadar gambar.
Menghormati tempat juga penting. Tak semua sudut perlu difoto, tak semua momen perlu dibagikan. Beberapa lebih indah disimpan diam-diam dalam ingatan.
πΈ 7. Foto, Cerita, dan Sedikit Kopi
Pada akhirnya, setiap foto perjalanan adalah gabungan dari tiga hal: rasa ingin tahu, waktu yang tepat, dan keberanian untuk berhenti sejenak.
![]() |
| Melihat Lewat Lensa: Cangkang Kerang di Pantai Ujungnegoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
![]() |
| Melihat Dunia Lewat Lensia: Cerita dan Sedikit Kopi. Foto dokumentasi Sparklepush.com |
Berhenti untuk melihat, mencium, mendengar — lalu baru memotret.
Karena kalau kita terburu-buru, kita hanya membawa gambar. Tapi kalau kita hadir penuh, kita membawa cerita.
✨ Penutup
Tulisan ini terinspirasi dari artikel “Travel Photography: The Ultimate Guide” di DIYPhotography.net, lalu saya tulis ulang dengan cara saya sendiri — lebih sederhana, lebih reflektif, dan tentu saja, ditemani secangkir kopi yang manisnya pas.
Semoga tulisan ini bisa mengingatkan kita semua bahwa kamera hanyalah alat — yang penting adalah bagaimana kita melihat, merasakan, dan bercerita lewat setiap perjalanan yang kita jalani. πΏ















0 Komentar
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang komunikatif, sopan, berbobot, dan tentunya yang relevan.
Jika kedapetan mengandung unsur p#rn#, ujaran kebencian, Sara, politik, link aktif, hoax maka akan dihapus.
✌❤π
πTerimakasihπ