Pilih Mana? Full Day School atau Traditional School...!

Antara Full Day School Vs Tradisional School, Pilih Yang Mana Ya?

Memilih sekolah untuk buah hati memang bukan sesuatu yang sepele. Dewasa ini, Klepusher dihadapkan dengan berbagai bentuk metode pendidikan yang memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Salah satunya adalah full day school.

Full day school sendiri sesungguhnya bukan hal baru. Ditiap negara, model sekolah macam ini pasti sudah ada sejak jaman dahulu kala. Di Indonesia, Full Day School sudah akrab, terutama bagi keluarga yang banyak mengenyam pendidikan di sekolah internasional maupun Pondok pesantren.

Jika ditilik dari maknanya, full day school adalah sekolah seharian penuh, dengan durasi sepanjang 8 hingga 9 jam. Pada sebuah artikel oleh Sukur Basuki, seorang Pegiat Pendidikan, menyatakan full day School seyogyanya menjadi sekolah ber-program pembelajaran tidak kaku. Tidak hanya itu, bersuasana informal, menyenangkan bagi siswa serta kreatifitas yang tinggi dari guru juga dibutuhkan.

Hal ini, tak lepas dari sebuah penelitian yang mengarah pada waktu belajar efektif siswa yakni hanya 3-4 jam sehari.

Sisanya, tentu harus di isi kegiatan belajar mengajar yang mengedepankan dalam pembentukan karakter, keagamaan, kegiatan fisik. Yang tak hanya dapat meningkatkan intelektual intelegensi saja, namun juga psikologi dan rohani.

Keunggulan Full Day School Jika Dibandingkan Dengan Sekolah Tradisional

Sistem sekolah seharian atau full day school banyak dipilih oleh orang tua yang bekerja diluar rumah. Hal ini tak dapat dipisahkan dari harapan efektifitas belajar anak. Selain itu, anak yang menjalani sistem sekolah seharian, diharapkan akan terhindar dari pergaulan yang kurang sehat. Karena, selama sehari penuh, anak akan berada disekolah dan melakukan aktifitas belajar dan kegiatan lainnya.

Full day school banyak dijalankan oleh sekolah-sekolah yang berbasis agama dan juga sekolah bertaraf internasional. Sehingga, materi yang disampaikan pun cukup lengkap, tak sekedar meliputi bidang akademis saja. Dengan begitu, segala potensi dan minat bakat anak dapat disalurkan dalam satu wadah sekaligus.


Sedangkan sekolah tradisional, hanya menjalankan kegiatan belajar mengajar selama kurang lebih 5-7 jam saja. Tak seperti full day school yang mencakup segala aspek pendidikan, pada sekolah konvensional, yang dikedepankan adalah materi pokok berupa akademis. Jikapun ada tambahan, tak sebanyak pada full day school.

Jadi, Full day School Atau Sekolah Tradisional?

Pemilihan sekolah sebetulnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Baik itu kebutuhan anak, maupun orang tua. Bagi orang tua yang memiliki kegiatan diluar rumah hingga sore hari, tak ada salahnya memilih pola pendidikan ini. Sehingga kegiatan putra-putrinya lebih terarah. Atau, bagi Klepusher yang memiliki prioritas tertentu dalam bidang pendidikan, misal pendidikan agama.

Sayangnya, jam belajar yang terlalu panjang, ditambah harus mengerjakan PR dan tugas-tugas dari sekolah dirumah, membuat anak akan mudah lelah. Kurangnya istirahat juga dapat mempengaruhi kesehatan anak, pun dengan kemampuan berkonsentrasi dalam menerima pelajaran.

Hal ini juga mempengaruhi jadwal bermainnya. Terutama untuk anak diusia TK dan SD. Dimana, bermain adalah dunianya, yang seharusnya memiliki ruang tersendiri. Bagaimanapun, seorang anak juga membutuhkan ‘multivitamin’ bagi jiwanya. Yang dapat ia peroleh dari bermain di luar ruangan, bersama teman-teman sebayanya.

Yang tak kalah pentingnya dalam memilih sekolah untuk anak adalah keikut sertaan anak dalam memilih tempat untuk belajarnya. Hal ini juga menyangkut karakter dan kebutuhan anak itu sendiri. Ada baiknya, orang tua juga melibatkan anak dalam memilih sekolah. Full day school maupun sekolah tradisional, selama memberikan dampak yang baik bagi anak selama mengenyam pendidikan ditempat tersebut, kenapa tidak?

Editor: Abu Aqillah
Featured Image By: Scott Webb

Posting Komentar

0 Komentar